Memahami Keputusan BSKAP Nomor 058/H/KR/2025: Alur Perkembangan Kompetensi (APK) untuk SMK
Perubahan
besar kembali hadir di dunia pendidikan kejuruan Indonesia. Melalui Keputusan
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Nomor
058/H/KR/2025, pemerintah menetapkan Alur Perkembangan Kompetensi (APK) sebagai
panduan baru bagi sekolah, guru, dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Keputusan
ini menjadi pedoman penting untuk memastikan setiap lulusan SMK tidak hanya terampil
di bidang keahlian, tetapi juga unggul secara karakter, berpikir kritis, dan
siap menghadapi tantangan dunia kerja maupun kehidupan global.
Apa Itu Alur Perkembangan
Kompetensi (APK)?
Alur
Perkembangan Kompetensi (APK) adalah kerangka yang menggambarkan bagaimana kompetensi
peserta didik berkembang secara bertahap — mulai dari tahap Berkembang,
kemudian Cakap, hingga akhirnya mencapai tahap Mahir.
Setiap
tahap menunjukkan sejauh mana siswa telah menguasai aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan, baik di sekolah maupun di dunia kerja.
Guru dapat menggunakan APK sebagai kompas pembelajaran dan asesmen formatif,
sementara siswa dapat menjadikannya peta perjalanan diri menuju profil lulusan
ideal.
Delapan Dimensi Profil
Lulusan SMK
BSKAP menetapkan delapan
dimensi profil lulusan SMK yang menjadi fondasi pengembangan karakter dan
kompetensi. Berikut penjelasan ringkasnya:
- Keimanan dan Ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Siswa diarahkan untuk menghayati dan mengamalkan ajaran agama secara
konsisten, menegakkan nilai-nilai keimanan dalam kehidupan sehari-hari,
serta menjadi teladan yang berakhlak mulia di lingkungan sekolah dan dunia
kerja.
- Kewargaan. Meliputi kewargaan lokal,
nasional, dan global. Siswa diharapkan memiliki kesadaran terhadap norma,
nilai sosial budaya, serta mampu berperilaku sesuai aturan — dari
lingkungan sekitar hingga dunia global — sambil tetap menjaga identitas
bangsa Indonesia.
- Penalaran Kritis. SMK tidak hanya mencetak teknisi,
tapi juga pemikir analitis.
Siswa dilatih untuk menyampaikan argumentasi logis, membuat keputusan berbasis data, dan menyelesaikan masalah secara ilmiah serta kontekstual di bidang keahliannya. - Kreativitas. Kemampuan untuk melahirkan gagasan
baru, karya inovatif, dan solusi kreatif menjadi keharusan. Siswa tidak
hanya diajak mengikuti tren industri, tetapi juga menciptakan terobosan
yang bermanfaat bagi lingkungan dan dunia kerja.
- Kolaborasi. Di dunia kerja modern, kerja sama
adalah kunci keberhasilan.
Melalui dimensi ini, siswa belajar peduli, berbagi, dan bekerja sama secara produktif dengan berbagai pihak — baik antar teman, guru, masyarakat, maupun dunia industri. - Kemandirian. Siswa dibimbing agar mampu menetapkan
target, mengatur diri, dan memimpin dirinya sendiri. Tahap tertinggi dari
kemandirian adalah ketika siswa bisa menjadi pemimpin bagi teman sebayanya
dan mengambil inisiatif dalam mencapai tujuan bersama.
- Kesehatan. Dimensi ini mencakup kesehatan
fisik, mental, lingkungan, serta penerapan prinsip keselamatan dan
kesehatan kerja (K3). Siswa SMK diharapkan tidak hanya sehat dan bugar,
tetapi juga mampu menularkan gaya hidup sehat kepada orang lain.
- Komunikasi. Kemampuan berkomunikasi menjadi
modal utama di dunia kerja.
Siswa dibekali keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara efektif, baik dalam konteks pembelajaran maupun dunia industri, agar dapat menyampaikan ide dan informasi dengan jelas, logis, dan persuasif.
Tiga Tahap Perkembangan
Kompetensi: Berkembang – Cakap – Mahir
Dalam setiap dimensi, siswa
akan melalui tiga fase utama:
- Berkembang: mulai memahami dan
mencoba menerapkan nilai atau keterampilan dasar dengan bimbingan guru.
- Cakap: sudah mampu melaksanakan
dengan konsisten dan mandiri dalam berbagai konteks pembelajaran maupun
kerja.
- Mahir: tidak hanya mampu, tetapi
juga menjadi contoh, pembimbing, dan penggerak bagi orang lain.
Pendekatan ini membantu guru
menilai siswa secara lebih holistik dan berkelanjutan, bukan sekadar dari nilai
ujian semata.
Mengapa APK Penting bagi
Guru dan Siswa SMK?
Bagi guru, APK menjadi alat
untuk:
- Merancang pembelajaran berbasis kompetensi
dan karakter;
- Menyusun asesmen formatif dan
sumatif yang autentik;
- Memantau perkembangan siswa secara
personal dan profesional.
Bagi siswa, APK membantu:
- Mengenali potensi dan arah
perkembangan diri;
- Memahami hubungan antara
pembelajaran di sekolah dengan kebutuhan dunia kerja;
- Termotivasi untuk terus tumbuh
menuju tingkat mahir.
Penutup: SMK Hebat,
Indonesia Kuat
Melalui
Keputusan BSKAP Nomor 058/H/KR/2025, pemerintah memperkuat arah pendidikan
kejuruan Indonesia. SMK kini bukan hanya tempat belajar keterampilan teknis,
tetapi wadah pembentukan karakter, etika, dan daya saing global.
Dengan
memahami dan menerapkan Alur Perkembangan Kompetensi, guru menjadi pemandu
perubahan, dan siswa menjadi pionir masa depan yang kompeten, kreatif, dan
berakhlak.
“SMK Hebat bukan hanya
karena terampil, tapi karena beriman, mandiri, dan mampu berkolaborasi
membangun negeri.”

Posting Komentar untuk "Memahami Keputusan BSKAP Nomor 058/H/KR/2025: Alur Perkembangan Kompetensi (APK) untuk SMK"