Guru Milenial Jangan Kalah Dengan AI
Pembelajaran Masa Kini
Menjadi seorang guru
tidak hanya bertugas untuk mengajar, namun juga perlu untuk belajar. Mengajar
untuk membuat murid semakin kaya akan khasanah ilmu pengetahuan, mampu
mengembangkan keterampilan, dan memiliki karakter pelajar pancasila. Selain itu
guru juga perlu belajar, agar semakin kaya ilmu pengetahuan, semakin banyak keterampilan
yang bisa digunakan dalam mengajar, dan semakin menjadi pribadi yang baik agar
layak jadi teladan.
Namun jika kita
berbicara tentang gaya pembelajaran, tentu saja akan memiliki perbedaan gaya
pembelajaran dari satu zaman ke zaman berikutnya. Teknologi yang berkembangan
begitu pesat membuat setiap orang tidak bisa berhenti di zona nyaman, bila tak
mau ketinggalan. Begitu juga dengan guru di zaman sekarang. Seiring dengan
perkembangan zaman, seorang guru perlu bergerak dan terus belajar agar tidak
kalah dalam persaingan, terutama antar satu lembaga pendidikan dengan lembaga
pendidikan lainnya.
Inilah transformasi
pembelajaran yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran di masa kini:
1. Pembelajaran Guru Aktif menjadi Murid Aktif
Pada zaman dahulu,
guru aktif berceramah. Namun, di masa sekarang guru perlu mencari cara agar murid
bisa lebih aktif daripada gurunya. Walau pun terkadang guru perlu memberikan drilling ilmu
pengetahuan, namun jangan lupa untuk mengajak murid berinteraksi, misalnya
dengan melakukan diskusi atau tanya jawab. Momen terbaik agar murid bisa aktif
adalah dengan melakukan aktivitas menarik yang bisa memancing murid untuk lebih
aktif berbicara. Misalnya dengan mempertontonkan murid dengan sebuah gambar
atau video, lalu mengajak murid mengemukakan pendapatnya tentang gambar atau
video tersebut satu per satu.
2. Peran Guru yang Lebih sebagai Fasilitator
Pada zaman dahulu,
tugas guru adalah memberikan ilmu yang ia miliki, lalu ditransfer kepada murid.
Namun guru zaman sekarang perlu menjadi fasilitator, yaitu dengan cara
menciptakan suatu aktivitas menarik yang membuat murid bisa belajar secara
mandiri, baik individu mau pun berkelompok. Misalnya dengan menyediakan
peralatan berupa gunting, kertas origami, kertas manila, lem dan lainnya,
anak-anak dipersilakan untuk membuat aneka kreasi sesuai tema atau materi
pemebelajaran. Inilah salah satu kegiatan yang mengembangkan kreatifitas murid
tanpa banyak didikte oleh guru.
3. Media Belajar Berbasis Teknologi
Perkembangan
teknologi membuat setiap sekolah perlu meng-upgrade media belajar-mengajar yang
digunakan. Apalagi anak-anak zaman sekarang sudah akrab dengan penggunaan
teknologi. Hal-hal berbau teknologi tentu menjadi sesuatu yang menarik untuk
dieksplorasi, apalagi digunakan sebagai media edukasi. Untuk tahun-tahun
mendatang mungkin spidol, lem, kertas, akan semakin sedikit digunakan. Guru
perlu mencari cara agar penggunaan media teknologi semakin ditingkatkan sebagai
media pelajaran.
4. Tugas atau Proyek Berbasis Teknologi
Selain media
mengajar, tugas-tugas yang bisa dikerjakan murid mulai banyak berubah. Lembar
belajar yang dulunya dalam bentuk kertas atau buku, kini bisa dikerjakan
via online. Tugas membuat video, menulis puisi, menggambar, dan lainnya
kini bisa dikerjakan dan dikumpulkan via online. Aneka tugas anak pun tidak
melulu harus membuat suatu produk. Kita bisa mengajak anak belajar nama
hewan, aneka warna, dan benda-benda angkasa dengan permainan
edukasi digital. Hal ini tentunya akan membuat pengeluaran sekolah menjadi
lebih hemat. Namun juga membutuhkan modal dan semangat dari para tenaga
pendidikan untuk mau belajar ilmu pengetahuan tentang teknologi.
Guru Milenial
Guru di Zaman milenial harus memiliki kompetensi dan memiliki strategi yang tepat agar mampu di terima oleh generasi saat ini , yaitu sebagai berikut :
1. Melek Teknologi
Pentingnya melek teknologi di zaman milenial
bagi dunia pendidikan berfungsi untuk menambah informasi, meningkatkan
kemampuan belajar, dan membuat materi pembelajaran lebih menarik sehingga minat
belajar peserta didik lebih meningkat. Kemampuan menggunakan android, laptop
perlu lebih di maksimalkan dengan tujuan untuk membuat model pembelajaran lebih
menarik, inovatif dan menyenangkan. Karena peserta didik biasanya lebih
tertarik dengan media pembelajaran yang ditayangkan melalui LCD Proyektor
atau media lain.
2. Menjadikan murid sebagai sahabat
Untuk menghadapi
generasi milenial ini seorang guru tidak bisa menyamakan dengan generasi
generasi sebelumnya, janganlah menjadi seorang guru yang menakutkan tetapi
jadilah guru yang memposisikan sebagai teman / sahabat peserta didiknya karena
Menjadi sahabat dan teman berdiskusi akan menciptakan atmosfer nyaman
bagi kedua belah pihak. Juga bisa mendorong peserta didik untuk berkreasi dan
mengembangkan bakat serta ilmu pengetahuannya. Menjadi sahabat bisa mendorong
pribadi peserta didik agar mandiri dan tangguh dalam menghadapi setiap
permasalahan dalam pembelajaran dan akan mampu menciptakan atmosfer belajar
yang hangat, mengasikan, membangkitkan kepercayaan dan membangkitkan semangat
peserta didik. Sebagai seorang yang berperan sebagai pengajar sekaligus sahabat
untuk peserta didiknya, guru menjadi sosok yang dinantikan peserta
didik karena kebijaksanaannya dalam menghadapi setiap masalah. Menjadi sahabat
adalah upaya guru dalam membangun kepercayaan peserta didik, dan kepercayaan
itulah yang membuat rasa nyaman sehingga seorang peserta didik tidak malu untuk
menceritakan masalah yang sedang mereka hadapi dalam proses pembelajaran.
3. Menjadi Role Model
Menurut Wikipedia Role model adalah seorang
yang memberikan teladan dan berperilaku yang bisa dicontoh oleh orang lain.
Guru adalah seorang Public figure jadi penampilan, bahasa, tatakrama harus
selalu dijaga. Karena seorang Public figure mempunyai pengaruh yang luar biasa,
dijadikan sebagai contoh yang baik dan selalu menjadi pusat perhatian. Jadi
seorang guru harus bisa menjadi pemimpin peserta didik yang baik agar mampu
menghadapi tantangan generasi milenial sehingga bisa melahirkan generasi yang
cerdas, sopan dan berkarakter.
4. Gaya, model dan metode mengajar
Setiap generasi memiliki keunikan tersendiri,
setiap peserta didik memiliki kemampuannya tersendiri contohnya:
Gaya
belajar peserta didik visual : menerima, memproses dan
mempertahankan informasi melalui penglihatan atau dengan membuat citra mental.
Anak-anak ini berpikir melalui membaca dan menulis, atau gambar, grafik dan
peta. Pelajar visual sangat menyukai kerapian dan teratur.
Gaya
belajar peserta didik auditori : di mana peserta didik lebih
cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan
Gaya
belajar peserta didik Kinestetik : pembelajar melalui
pendekatan fisik dan aktif menjelajahi dunia fisik di sekitar mereka. Mereka
mungkin merasa sulit untuk duduk diam dalam jangka waktu yang lama dan mungkin
menjadi terganggu dengan kebutuhan mereka akan aktivitas dan eksplorasi.
5. Kreatif dan Inovatif
Jadilah guru yang selalu banyak inovasi, harus
selalu banyak belajar mengenai hal-hal yang sedamg menjadi trend di kalangan
para siswa, selalu mengembangkan berbagai hal sesuai dengan tuntutan zaman,
mampu membuat perubahan demi menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan
dengan menggunakan berbagai model, media maupun metode yang berbeda. Guru
inovatif mampu menjadi inspirasi bagi peserta didik maupun lingkungannya, entah
melalui tutur bahasa, pembawaan, etika, karya, cara mengajar, semangat atau cara
guru dalam berinteraksi dalam memberikan respons peserta didiknya. Guru kreatif
akan selalu berusaha memperbaharui ilmu pengetahuan dan keahliannya sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, selalu berusaha menemukan potensi yang
dimikiki peserta didiknya, produktif karena selalu menemukan bahan untuk
pembelajaran dan membuat siswa menjadi lebih semangat dan tidak mudah cepat
bosan.
Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang
mengkolaborasikan teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Revolusi Industri
4.0 dikenal juga dengan istilah “cyber physical system”. Konsep penerapannya
berpusat pada otomatisasi. Dibantu teknologi informasi dalam proses
pengaplikasiannya, keterlibatan tenaga manusia dalam prosesnya dapat berkurang.
Dengan demikian, efektivitas dan efisiensi pada suatu lingkungan kerja dengan
sendirinya bertambah. Dalam dunia industri, hal ini berdampak signifikan pada
kualitas kerja dan biaya produksi. Namun sesungguhnya, tidak hanya industri,
seluruh lapisan masyarakat juga bisa mendapatkan manfaat umum dari sistem ini.
Dalam Revolusi Industri 4.0, setidaknya ada
lima teknologi yang menjadi pilar utama dalam mengembangkan sebuah industri
siap digital, yaitu: Internet of Things, Big Data, Artificial Intelligence,
Cloud Computing dan Additive Manufacturing.
Artificial Intelegent (AI)
AI merupakan
sebuah teknologi komputer atau mesin yang memiliki kecerdasan layaknya manusia dan bisa diatur sesuai keinginan manusia.
AI bekerja dengan mempelajari data yang diterima secara
berkesinambungan. Semakin banyak data yang diterima dan dianalisis, semakin
baik pula AI dalam membuat prediksi. Aplikasi chatbot dan pengenalan wajah
(face recognition) merupakan salah satu contoh penerapan AI.
Mungkin kita pernah mendengar mengenai sebuah
platform bernama Chat GPT, Nah, persoalannya belum banyak dari masyarakat
Indonesia yang menjajal kemampuan dari si Chat GPT yang dibesut oleh perusahaan
teknologi, Open AI yang digawangi Elon Musk dan Sam Altman.
Chat GPT pada dasarnya merupakan sebuah chatbot
dari robot virtual berbasin artificial intelligent atawa kecerdasar buatan yang
bisa mencari tahu banyak hal yang kita tanyakan. Namun, sampai saat ini, Chat
GPT masih berupa prototipe yang terus dikembangkan.
Setelah mencoba beberapa pertanyaan di Chat
GPT, siapa pun akan tersadar, bahwa keberadaan Chat GPT ini tentu akan
sangat-sangat banyak memiliki fungsi dan manfaat yang dapat memudahkan manusia.
Jika ingin mencobanya silahkan kunjungi alamat
berikut https://chat.openai.com/
Untuk melihat bagaimana cara menggunakannya
silhkan kunjungi link berikut https://vt.tiktok.com/ZS8fpEpdt/
Selamat mencoba
Daftar
Pustaka
https://www.educastudio.com/news/transformasi-gaya-pembelajaran-sekolah-masa-kini
https://guruinovatif.id/@annisa%20nurul/menjadi-guru-inovatif-di-zaman-milenial
https://www.kompasiana.com/rakhmatkoes/63e4af11856e0a11085142c3/gila-artificial-intelligence-chat-gpt-bisa-menulis-puisi-hingga-naskah-drama
Mantap.
BalasHapusTerima kasih bu
HapusKeren Pak Bos
BalasHapusTerima kasih pak
HapusMantap...
BalasHapusTerima Kasih bu
Hapus